Sabtu, Mei 1

Pendarahan Post Partum

Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
Definisi :
Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%). Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60 %. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO).

Perdarahan Post partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah >500 cc.
 
Penyebab :
  • Atonia uteri
  • Laserasi jalan lahir
  • Retensio Plasenta
  • Kelainan proses pembekuan darah.
  • Lemah, limbung, keringat dingin, menggigil, hiperpnea, sistolik < 90 mmHG, nadi > 100x/m, Hb < 8 g%.
Penatalaksanaan :
  • Pasien diinfus
  • Pasien tidur trendelenberg
  • Selimuti tubuh Pasien
  • Oksigenasi
  • Atonia Uteri
  • Massage uterus melalui diding abdomen dengan cara : tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan infus uteri.
  • Bersamaan dengan massage uterus ? beri methergin 0,2 mg ( Metil ergometrin ) iv
  • Bila pendarahan belum berhenti -> beri oxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
  • Bila tindakan di atas tidak menolong -> kompresi bimanual, dengan cara : satu tangan masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
  • Bila pendarahan belum juga berhenti -> tamponade uterus, dengan cara : salah satu tangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon . Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal -> pasang stagen.
  • Tampon diangkat 24 jam kemudian.
  • Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek -> rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual).
Laserasi jalan lahir
Dengan spekulum lakukan eksplorasi, apakah ada :
  • Perlukaan jalan lahir / robekan vagina / robekan serviks
  • Luka episiotomi / robekan perineum
  • Varises pecah
  • Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit / dilakukan tindakan)
Penanganan :
  • Perlukaan -> jahitan silang yang dalam
  • Ruptur uteri -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang didampingi seorang paramedis.
Retensio Plasenta
Lakukan manual Plasenta :
  • Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) dimasukan ke dalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat.
  • Pinggir plasenta ( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan.
  • Setelah yakin semua plasenta lepas -> genggam dan keluarkan.
  • Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
Bila ditemukan plasenta akreta -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang diserta seorang paramedis.
Kelainan proses pembekuan darah -> Rujuk

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar: